Atarbiyah.com - Bagi Anda yang pernah mondok atau menjadi santri, mungkin sudah tidak asing dengan sejumlah problem yang sering terjadi di pesantren dan solusinya. Pesantren adalah tempat menimba ilmu di mana para santri tinggal di gedung yang sama bersama banyak orang.
Sebuah pesantren bisa memiliki ratusan bahkan ribuan santri yang hidup bersama-sama. Pesantren dapat diibaratkan sebagai miniatur komunitas masyarakat. Banyaknya orang di lingkungan yang sama dengan tentu menimbulkan berbagai gejolak.
Keberagaman karakter antara satu santri dengan santri lainnya menghadirkan dinamika permasalahan yang perlu diatasi. Lantas, apa saja, sih, problem atau masalah yang kerap terjadi di lingkungan pesantren dan bagaimana solusinya?
Mengapa Muncul Problem di Pesantren?
Sebagai tempat menimba ilmu khususnya ilmu agama, pondok tidak lepas dari banyak problem yang sering terjadi di pesantren dan solusinya perlu dicari. Di tempat ini, santri tinggal dalam satu lingkungan yang sama sehingga terbentuklah sebuah komunitas.
Dalam komunitas ini, santri sebagai individu memiliki karakter yang beraneka ragam. Di samping perbedaan karakter, perbedaan peran antara satu santri dengan santri lainnya tidak jarang juga menimbulkan masalah atau konflik.
Sebagian santri biasanya ditunjuk sebagai pengurus yang bertindak layaknya manajemen untuk melaksanakan aturan yang ada. Namun seringkali ada saja santri yang tidak menaati aturan maupun pedoman sehingga muncul beragam problematika.
Problem yang Sering Terjadi di Pesantren dan Solusinya
Sudah menjadi tanggung jawab pengelola/pengasuh maupun pengurus pesantren untuk memperhatikan segala hal yang terjadi di lingkungan pesantren. Mengidentifikasi masalah yang sering terjadi dan mencari solusinya bisa menjadi langkah awal yang tepat.
1. Santri Tidak Kerasan/Ingin Pulang
Banyak orang tua memutuskan untuk mengirim putra-putrinya ke pesantren untuk beragam alasan. Umumnya, mereka tentu ingin anak-anaknya memperoleh pendidikan agama secara memadai. Tidak sedikit pula yang ingin mengajarkan kemandirian sejak dini.
Sementara bagi santri, hidup jauh dari rumah dan keluarga tentu merupakan pengalaman baru yang mungkin awalnya terasa tidak nyaman. Pernahkah Anda mendengar santri yang merengek minta pulang atau menangis diam-diam di pojokan kamar?
Salah satu problem yang sering terjadi di pesantren dan solusinya sangat penting adalah santri yang tidak betah atau sering minta pulang. Bagi santri baru, ini adalah pengalaman yang sangat wajar dan mungkin semua santri pernah mengalaminya. Lantas bagaimana solusinya?
- Pentingnya Peran Orang Tua/Wali Santri
Terlalu sering memberi kabar, mengunjungi, atau bahkan menjemput anak mungkin juga menjadi sebab anak tidak betah. Gimana cara biar betah di pesantren? Sebaiknya orang tua memberikan ruang agar anak beradaptasi di lingkungan dan teman-teman barunya.
- Peran Pengurus Pondok
Jajaran pengurus yang biasanya adalah santri senior juga sangat penting untuk mendorong santri baru agar betah di pondok. Pengurus harus merangkul semua santri, memotivasi, dan mendampingi agar santri baru tidak merasa sendirian yang membuatnya tidak betah.
- Mengakrabkan Diri dengan Santri Lainnya
Bagi santri, penting sekali untuk mengenal sesama santri mulai dari teman satu kamar, satu komplek, hingga lingkup lebih luas. Dengan hubungan yang akrab, santri akan merasa betah. Ini memerlukan dorongan dari pengurus, pengelola, serta orang tua.
2. Barang yang Kerap Hilang
Barang sering hilang termasuk problem yang sering terjadi di pesantren dan solusinya harus dicari. Kebiasaan santri di rumah yang suka teledor meletakkan barang bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Selain itu, sejumlah barang mungkin memiliki kemiripan bentuk, warna, atau jenis. Misalnya sandal jepit, kerudung, sarung, seragam, kitab, dan lainnya. Untuk mengatasinya, alangkah baiknya santri memberi nama barang-barang miliknya agar tidak tertukar.
3. Permasalahan Kebersihan
Selanjutnya, problem yang sering terjadi di pesantren dan solusinya datang dari aspek kebersihan. Banyaknya santri yang hidup bersama dapat membuat lingkungan pesantren lebih cepat kotor.
Misalnya terdapat sampah yang berserakan, lantai kamar mandi berlumut, barang-barang yang tergeletak tidak terurus, dan lainnya. Kurangnya kesadaran santri terhadap pentingnya menjaga kebersihan dan lingkungan menjadi akar masalahnya.
Masalah kebersihan menjadi salah satu alasan utama kenapa santri kena penyakit gatal. Nah, pengurus pesantren bisa melakukan beberapa cara untuk mengatasi permasalahan kebersihan di lingkungan pesantren.
- Kegiatan Piket Harian, Mingguan, Bulanan
Kegiatan piket dapat mengatasi problem yang sering terjadi di pesantren dan solusinya ini. Kegiatan piket tersebut juga perlu dilakukan secara berkala, yakni harian, mingguan, dan bulanan.
Piket harian dilakukan untuk area yang lebih kecil seperti kamar sampai lorong depan kamar. Sedangkan piket mingguan dan bulanan dilakukan untuk area lebih besar.
Jika seseorang bertanya apa kelebihan anak pesantren, maka salah satunya adalah sudah dibiasakan untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan cara kerja bakti bersama-sama.
- Mengadakan Lomba Kebersihan Kamar
Langkah berikutnya yang bisa dijadikan sebagai alternatif atas problem yang sering terjadi di pesantren dan solusinya yaitu mengadakan lomba kebersihan.
Tidak hanya kebersihan, penilaian lomba juga bisa memperhitungkan aspek-aspek keindahan, kerapian, dan kelengkapan kamar.
4. Permasalahan Kesehatan
Berikutnya, problem yang sering terjadi di pesantren dan solusinya yaitu seputar permasalahan kesehatan. Hidup jauh dari orang tua menuntut santri untuk mampu memperhatikan kondisi dan keadaannya sendiri.
Sayangnya, terkadang santri kurang memperhatikan kesehatannya sendiri. Misalnya makan tidak teratur, jajan sembarangan, atau kurang bisa menjaga kebersihan badan.
Sehingga hal tersebut mengakibatkan santri rentan terkena penyakit seperti maag, demam, dan salah satu yang sering menjadi keluhan yaitu gatal-gatal atau sering dikenal dengan penyakit gudikan.
Hal-hal yang dapat dilakukan pengurus untuk merespon problem yang sering terjadi di pesantren dan solusinya antara lain:
- Menyediakan obat-obatan dan pertolongan pertama (P3K) di lingkungan pesantren.
- Membawa obat-obatan pribadi bagi santri yang memiliki penyakit bawaan.
- Mendorong santri untuk menjaga pola makan yang sehat dan teratur.
- Mendorong santri untuk menjaga kebersihan lingkungan pesantren.
- Pesantren bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti Puskesmas setempat untuk melaksanakan sosialisasi atau penyuluhan kesehatan serta pemeriksaan kesehatan bagi santri secara berkala.
Manfaat Menempuh Pendidikan di Pesantren
Banyak orang tua mendorong anaknya agar mau mondok di pesantren bukan tanpa alasan. Terlepas dari problem-problem yang terjadi di pesantren, ada banyak manfaat ketika Anda menjadi santri, misalnya:
- Memperoleh ilmu agama yang kuat sebagai pedoman hidup
- Belajar nilai-nilai kesederhanaan sejak dini
- Melatih kemandirian
- Membangun jejaring yang solid
- Belajar tentang kehidupan
- Memiliki keterampilan sosial yang tinggi
- Mempelajari banyak bahasa asing, dan lain-lain
Lingkungan pesantren ibarat komunitas masyarakat yang memiliki problem tersendiri. Untuk menghadapi problem yang sering terjadi di pesantren dan solusinya memerlukan peran pengasuh, pengurus, orang tua, serta semua santri itu sendiri.