Atarbiyah.com - Salah satu pertanyaan yang kerap ditanyakan oleh para calon santri maupun orang tuanya yaitu kapan anak pesantren pulang? Pasalnya, anak pesantren memang umumnya memiliki kewajiban untuk “mondok”, yaitu tinggal di pondok atau asrama sembari belajar.
Sebenarnya, peraturan dari setiap pondok itu berbeda-beda tergantung sistem yang mereka terapkan. Misal, ada yang setiap hari santrinya bisa pulang, tetapi ada juga yang wajib tinggal di pondok serta hanya boleh pulang pada masa-masa liburan saja, misal saat Idul Fitri.
Sebenarnya jika ada keperluan urgent, maka waktu terkait kapan anak pesantren pulang akan menjadi lebih fleksibel. Sebab pondok pasti akan mengizinkan santrinya pulang selama beberapa hari di luar waktu libur, dengan risiko tertinggal dari kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu, waktu terkait kapan libur anak pondok sangat bergantung pada sistem maupun kurikulum dari pesantren tersebut. Jadi, sebaiknya ketahui dulu bagaimana sistem perpulangan santrinya supaya bisa disesuaikan dengan kebutuhan atau keinginan anak.
Penjelasan Kapan Anak Pesantren Pulang Menurut Sistem Pondoknya
Untuk mengetahui bagaimana jadwal kepulangan santri pondok pesantren, Anda perlu melihat aturan atau kebijakan dari pondok terkait. Pasalnya, ada yang menerapkan waktu selama seminggu sekali, sebulan sekali, atau bahkan setahun hanya beberapa kali.
Pada dasarnya, waktu kapan anak pesantren pulang memang ditentukan sesuai dengan sistem dari pondok tersebut. Oleh karena itu, sebelum mulai menyekolahkan anak ke pesantren, berikut beberapa sistem mondok dan jadwal kepulangan yang perlu Anda tahu:
1. Santri Mukim (Tinggal di Pondok)
Di Indonesia, anak pesantren yang tinggal di fasilitas pondok atau asrama dari madrasahnya disebut sebagai santri mukim. Waktu kepulangannya bervariasi, tergantung pada sistem pendidikannya apakah diwajibkan atau mondok atau tidak.
Misal, ada pesantren yang membolehkan santri dari lingkungan sekitar untuk kembali ke rumah di luar waktu belajar, sedangkan yang tinggal di fasilitas pondok hanya santri yang rumahnya jauh. Tetapi, ada juga yang mewajibkan seluruh santrinya untuk mondok.
Bagi pesantren yang mewajibkan muridnya untuk mondok, umumnya terdapat beberapa pilihan waktu kapan anak pesantren pulang. Ada yang aturan pulangnya cukup ketat maupun ringan, contohnya sebagai berikut:
- Sepekan sekali, biasanya mulai dari hari Jum’at-Ahad, Sabtu-Ahad sajam atau ditambah dengan hari libur nasional.
- Sebulan sekali, misalnya di akhir pekan minggu terakhir atau pada jadwal khusus.
- Setahun 3-4 kali, yaitu saat libur semester 1 dan 2 serta liburan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Tetapi terkadang ada juga yang tidak menerapkan libur saat Idul Adha.
- Setahun 2 kali, yaitu saat pertengahan semester atau perpindahan dari semester 1 ke semester 2, serta ketika liburan hari raya Idul Fitri.
- Artinya, jika ditanya berapa bulan sekali santri pulang ke rumah, waktunya bisa bervariasi. Sesuaikan saja dengan jadwal kepulangan serta sistem pondok terkait. Namun umumnya, kebanyakan pesantren untuk santri mukim menerapkan jadwal kepulangan 2-4 kali per tahun.
2. Santri Kalong (Bisa Pulang Setiap Hari)
Ternyata, ada pesantren yang tidak mewajibkan mondok sehingga santrinya bisa pulang setiap hari secara fleksibel. Biasanya, anak pesantren yang diperbolehkan pulang setiap hari disebut sebagai santri kalong, sebab hanya belajar ilmu agamanya saja tanpa kegiatan lain.
Biasanya, santri kalong adalah siswa pesantren dari lingkungan sekitar, sehingga bisa datang serta pergi lagi dengan mudah tanpa harus tinggal di lokasi pondok. Kata kalong ini diambil dari nama kelelawar yang memang biasa melakukan kegiatan hanya di malam hari.
Hal ini sesuai dengan jadwal kapan anak pesantren pulang ke rumah masing-masing untuk santri kalong, yaitu pada siang hari. Sedangkan pada malam hari, mereka akan fokus belajar mendalami ilmu agama di pondok, bergabung bersama sesama santri kalong ataupun mukim.
Sistem Liburan Santri di Pesantren
Setelah mengetahui kapan anak pesantren libur, saatnya mengetahui bagaimana sistem liburan mereka. Mulai dari apa yang dilakukan saat liburan tanpa kepulangan, hingga bagaimana sistem kepulangannya.
1. Sistem Liburan Santri di Pesantren Jika Tidak Pulang
Sebenarnya saat libur nasional, beberapa santri mukim yang sistem kepulangannya lebih fleksibel bisa saja pulang ke rumah. Namun khusus pesantren dengan sistem kepulangan lebih ketat, biasanya saat libur nasional tidak ada yang pulang, tetapi sekolahnya diliburkan.
Selain pertanyaan kapan anak pesantren pulang, pertanyaan terkait aktivitas liburan anak pondok tanpa pulang ke rumah memang banyak dicari tahu oleh para orang tua. Ada pondok yang membebaskan santrinya beristirahat di asrama, ada juga yang melakukan kegiatan.
Misalnya saat libur nasional untuk memperingati kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus, kebanyakan pesantren akan mengadakan berbagai kegiatan di luar pembelajaran akademis. Seperti perlombaan antar kelas, perlombaan antar asrama, dan berbagai kegiatan lainnya.
2. Sistem Liburan Santri jika Diperbolehkan Pulang
Jika sudah mengetahui jadwal terkait kapan anak pesantren pulang sesuai sistem pondoknya, lalu bagaimana sistem liburan mereka? Biasanya, saat santri diperbolehkan pulang maka seluruh kegiatan di pondok juga akan diberhentikan sesuai dengan waktu liburnya.
Saat terdapat kepulangan, maka anak pesantren akan dijemput oleh orang tua atau keluarga masing-masing, maupun pergi berangkat secara mandiri. Saat liburan, sebenarnya mereka dibebaskan untuk beristirahat serta melepas rinduk bersama keluarga.
Namun pada waktu kapan anak pesantren pulang, terkadang juga beberapa pondok memberikan semacam PR tertentu yang harus dilaksanakan selama santri tersebut berlibur. Contohnya seperti target hafalan Al-Qur’an, hadis, atau jenis tugas liburan lainnya.
Manfaat Sistem Mondok di Pesantren atau Asrama Madrasah
Pada era generasi Z seperti sekarang ini, sistem mondok atau tinggal di asrama pesantren merupakan salah satu solusi menanamkan pendidikan agama kepada anak. Dengan masuk ke pondok pesantren, maka anak bisa memperoleh berbagai manfaat sebagai berikut:
- Bebas dari pengaruh pergaulan bebas saat ini dengan adanya tempat tinggal terpisah antara santri putra putri.
- Membiasakan anak untuk hidup mandiri, belajar untuk memasak, mencuci, serta mengurus diri sendiri agar tidak manja serta tidak bergantung pada orang tua.
- Membiasakan anak untuk hidup sederhana dengan fasilitas seadanya, sebab di pesantren para santri akan diberi fasilitas yang sama serta dilarang menggunakan gadget.
- Meningkatkan ilmu agama melalui kegiatan agama rutin seperti sholat berjamaah 5 waktu, membaca Al-Qur’an bersama, hingga kewajiban menghafal Al-Qur’an.
- Membekali anak adab-adab islami agar akhlaknya semakin baik, seperti menjalin ukhuwah islamiyah, berlaku sopan, rendah hati, rajin, dan lain sebagainya.
Pondok pesantren adalah tempat ideal untuk mendidik anak terkait ilmu-ilmu agama. Meskipun jadwal terkait kapan anak pesantren pulang lebih jarang dibanding sekolah biasa, namun hal tersebut merupakan bagian dari pendidikan agar mereka lebih mandiri.