Apa Saja Pahala Wanita Menjadi Tulang Punggung Keluarga?

Karena bukan kewajiban, maka ada pahala wanita menjadi tulang punggung keluarga. Simak penjelasan lengkapanya melalui artikel berikut.
ATARBIIYAH.COM - Ketika menjadi pencari nafkah, Anda mungkin bertanya adalah pahala wanita menjadi tulang punggung keluarga? Hal ini tentu jadi pertanyaan, karena kewajiban menafkahi merupakan peran seorang ayah atau suami.

Apa Saja Pahala Wanita Menjadi Tulang Punggung Keluarga?

Meskipun demikian, terkadang seorang wanita harus menjalani peran ini agar kehidupan di dalam keluarganya tetap berjalan. Faktor penyebabnya bisa karena banyak hal, seperti tidak ada lagi kepala keluarga, kepala keluarga tidak mampu, atau malah tidak mau memberi nafkah.

Untuk menenangkan hati Anda sekaligus bukti bahwa setiap usaha sebagai pencari nafkah merupakan hal baik, ada janji pahala wanita menjadi tulang punggung keluarga. Selain memberikan dampak positif bagi sanak saudara, Anda juga mendapat keuntungan tersendiri.

Sebagai seorang pencari nafkah, ada dua ganjaran pahala menanti. Untuk lebih lengkapnya, Anda dapat melihatnya melalui pembahasan di bawah ini.

Dua Pahala Wanita Menjadi Tulang Punggung Keluarga

Karena bukan merupakan kewajiban dari suami atau ayah dalam menghidupi keluarganya, maka jika seorang wanita mengambil peran ini, ia akan mendapatkan pahala bagi dirinya.

Didapatkannya pernyataan tersebut karena hal ini sudah berlangsung sejak pada zaman Rasulullah SAW dahulu.

Untuk memberikan gambaran, Anda dapat menyimak hadis riwayat dari Bukhari dan Muslim di bawah ini. Simak arti dari hadis mengenai pahala wanita menjadi tulang punggung keluarga tersebut:

Dari Zainab, istri Abdullah ra; saya pernah berada di masjid mendengar Rasulullah memberi nasehat, “Bersedekahlah walaupun dengan perhiasan yang kamu pakai.”

Zainab sendiri justru yang memberikan nafkah kepada suaminya, Abdullah dan anak-anak yatim yang diasuhnya. Ia meminta suaminya, Abdullah; tanyakanlah kepada Rasulullah apakah ketika saya memberi nafkah untuk dan anak-anak yatim yang di asuhanku dapat dianggap sebagai sedekah?”. Kamu saja sendiri yang bertanya ke Rasulullah,” jawabnya.

Akhirnya aku datang sendiri ke Rasulullah SAW, dan di pintu, saya bertemu dengan seorang perempuan yang juga memiliki keperluan yang sama. Kami bertemu Bilal dan memintanya untuk menanyakan kepada Rasulullah ; “Apakah saya cukup berzakat atau bersedekah dengan menafkahkan harta saya untuk suami saya dan anak-anak yatim yang di asuhanku?” kami berpesan kepada Bilal agar tidak membuka identitas kami ke Rasulullah.

Bilal masuk dan mengutarakan persoalan kami. “Siapa yang bertanya,” kata beliau, “Zainab” jawab Bilal. “Zainab yang mana?” tanya Rasul lagi. “Zainab istri Abdullah,” akhirnya Bilal berujar. Nabi lalu bersabda, “Ya, ia memperoleh dua pahala, pahala kekerabatan dan pahala zakat.” (HR. Bukhari & Muslim)

Berdasarkan hadis di atas, maka Anda dapat melihat bahwa Rasulullah SAW menyatakan ada dua pahala wanita menjadi tulang punggung keluarga:

1.      Pahala silaturahim atau pahala karena kekerabatan.
2.      Pahala bersedekah atau berzakat

Oleh karena itu ketika harus berada pada posisi ini, Anda dapat berlega hati karena ada balasan lebih besar menanti.

Kelebihan Wanita Tulang Punggung Keluarga

Selain ada pahala wanita menjadi tulang punggung keluarga, ada juga beberapa kehebatan bagi Anda jika menjadi tulang punggung. Hal ini dapat membantu untuk mendatangkan kepercayaan diri, simak penjelasannya:

1. Berpikir Jernih Pada Situasi Sulit

Ketka menjadi tulang punggung, otomatis banyak hal harus Anda hadapi sendirian. Setiap ditimpa kesulitan dan berhasil melaluinya, maka akan menjadikan mental lebih tangguh dan kuat.

Walaupun sulit, pada akhirnya ketika dihadapi situasi serupa, Anda dapat berpikir lebih jernih dan tertata.

2. Pantang Menyerah

Ketika berjuang untuk keluarga, ada banyak situasi untuk dihadapi. Terkadang Anda berhasil menemukan solusi, terkadang harus belajar dari kegagalan. Namun ketika dihadapi hal sulit, biasanya pencari nafkah tidak akan langsung pasrah.

Mental pantang menyerah dan tidak mudah patah arang ini akan terus terasah seiring berjalannya waktu.

3. Mampu Membuat Keputusan Matang

Ada banyak pilihan dan rintangan menghadang ketika Anda bekerja atau berjuang, terkadang juga harus mengambil risiko. Namun ketika mengambil risiko, Anda lebih mampu mempertimbangkannya secara matang terlebih dahulu.

Wanita pencari nafkah paham bahwa setiap risiko pasti memiliki konsekuensinya. Sehingga ketika menghadapi konsekuensi, Anda lebih kuat.

4. Bahagia dengan Sederhana

Ketika menjadi pencari rezeki utama, Anda sadar bahwa hidup tidak bisa selalu bergantung terhadap orang lain. Anda juga sadar dengan cara sederhana dan dari diri sendiri, kebahagiaan bisa datang. Bersyukur pun bisa menjadi salah satu cara bahagia, karena masih diberi kekuatan.

Dengan mengetahui pahala wanita menjadi tulang punggung keluarga, Anda dapat lebih tenang dan bersemangat menjalani peran ini, karena ada keluarga menanti.

Posting Komentar

© Atarbiyah. All rights reserved. Developed by Jago Desain