Pelajaran dari Kisah Nabi Musa dan Firaun untuk Kehidupan

kisah Nabi Musa dan Firaun mengajarkan banyak hal kepada manusia, misalnya pada politik dan kehidupan sehari-hari. Simak pelajarannya pada artikel ini
ATARBIYAH.COM - Kisah Nabi Musa dan Firaun merupakan salah satu kisah zaman nabi yang sudah diketahui secara umum oleh umat muslim. Anda tentunya mengetahui bahwa dari setiap kisah atau sejarah di dunia ini pasti ada hikmah atau pelajaran untuk diambil.

Begitu juga dengan kisah Nabi Musa as dan Firaun, ada banyak sekali hikmah serta pelajaran untuk menjadi bekal di dalam menjalani kehidupan. Pelajaran mengenai hal baik maupun hal buruk sama-sama dapat menjadi referensi Anda.

Pada sejarah tersebut, Anda dapat mempelajari mengenai hikmah dari kisah tersebut untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan berpolitik. Kedua hal tersebut tentu masih relevan dengan keadaan pada zaman sekarang.

Pelajaran Sehari-hari dari Kisah Nabi Musa dan Firaun

Pelajaran dari Kisah Nabi Musa dan Firaun untuk Kehidupan

Berikut beberapa pelajaran serta hikmah yang bisa Anda petik dari perjalanan sejarah Nabi Musa dan Firaun:

1. Mengingatkan Orang dengan Baik

Pelajaran pertama dari kisah Nabi Musa dan Firaun adalah mengenai cara mengingatkan orang lain dengan cara sopan.

Nabi Musa memulai menyampaikan peringatan kepada Firaun dengan baik agar bisa mengetahui seperti apa kesalahannya. Dia memulainya dengan melakukan negosiasi serta terus-menerus tanpa berlaku kasar.

Hal ini bisa menjadi contoh, karena banyak orang langsung menghakimi maupun menghina orang ketika berbuat salah.

2. Jangan Pernah Sombong

Sombong mendatangkan kerugian serta bisa menjauhkan Anda dengan orang lain. Pada kisah Nabi Musa dan Firaun, terlihat bahwa raja itu sombong. Akhirnya ia melupakan nikmat Allah. Ia menyombongkan harta dan kekuasaan, namun akhirnya mendapatkan dosa dan azab.

3. Menjauhi Kekerasan

Firaun memerintahkan penyiksaan terhadap rakyat-rakyatnya. Seperti Anda ketahui bahwa kekerasan bukanlah hal baik, apalagi terhadap orang-orang yang tidak bersalah.

Selain itu, saat orang berbuat salah, ada banyak jalan lain untuk menyelesaikan atau memperbaikinya tanpa kekerasan. Kekerasan juga tidak akan membuat orang cepat sadar, malah bisa mendendam.

4. Introspeksi Diri

Pemimpin Mesir ini selalu menganggap dirinya sempurna atau tanpa celah, sehingga hal ini membuat dirinya tidak merasa bersalah ketika melakukan hal buruk terhadap orang lain.

Sifat ini jika Anda terapkan juga dapat merugikan diri sendiri serta orang lain. Introspeksi atas setiap perbuatan adalah hal wajib agar manusia bisa mengetahui letak kesalahannya.

5. Melakukan Ibadah

Pelajaran selanjutnya dari kisah Nabi Musa dan Firaun adalah untuk tetap mengingat Allah dan melaksanakan kewajiban beribadah. Beribadah dengan benar dapat menghindari dari berbagai dosa. Raja yang menolak beribadah itu pada akhirnya merugi.

Pelajaran Politik dari Kisah Nabi Musa dan Firaun

Perilaku politik pada sejarah mengenai kedua tokoh ini cukup tergambarkan. Pertama mengenai para penguasa yang ingin mempertahankan kekuasannya dalam waktu selama mungkin, sehingga melakukan hal-hal tidak baik. Contohnya adalah dari raja itu sendiri.

Hal tersebut pada akhirnya membuat masyarakat bawah merasakan ketidakadilan serta merasa ditindas oleh penguasa mereka. Hal ini masih sering terjadi hingga sekarang.

Apabila ingin keadaan suatu daerah aman dan sejahtera, maka perilaku politik haus kekuasaan harus dihindari oleh pemimpin, sehingga tidak membuat kegaduhan di kalangan rakyatnya.

Beberapa poin agar kehidupan politik berjalan baik berdasarkan sejarah dari keduanya adalah:

  1. Ketika memiliki kesuksesan, Anda seharusnya tetap rendah hati dan bersyukur, bukan malah menjadi sombong. Pada Al-Quran sifatnya disebut thagut atau thaga, yaitu melampaui batas. Hal ini mencerminkan sifat raja itu pada masanya.
  2. Tidak diskriminatif terhadap rakyat atau bawahan. Sebagai pemimpun, Anda tidak boleh mendiskriminasi satu golongan walaupun minoritas karena semua berkedudukan sama. Firaun dulu menjadikan bani israil sebagai budak sehingga mereka tidak sejahtera.
  3. Melakukan tindakan berlandaskan perintah Allah. Hal ini merupakan kebalikan dari Firaun, di mana ia sangat bergantung kepada dukun atau orang pintar di istana. Hal ini membuatnya bahkan menantang Allah.

Pelajaran dan hikmah mengenai politik pada masa Firaun ini cukup sering disebunyikan pada Al-Quran. Ada pembahasan mengenai kekuasaan, pemimpin, serta rakyatnya.

Hal tersebut dapat menjadi sebuah acuan dalam berpolitik dan bagaimana cara pemimpin mengurus daerah pimpinannya secara baik. Apalagi kekuasaan bagi seseorang dapat menjadi sebuah ujian agar bisa berada di jalan Allah.

Politik dan haus kekuasaan bisa membuat pemimpin menjadi kejam, serakah, serta melupakan akhiratnya. Selain itu, bagi manusia secara umum, kisah Nabi Musa dan Firaun ini juga menjadi referensi agar lebih baik.***
 

Posting Komentar

© Atarbiyah. All rights reserved. Developed by Jago Desain